Liputan6.com, Pekanbaru - Supri, seorang buruh di Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, menghilang karena terbawa arus di Selat Air Hitam. Kapal kecil bermesin (pompong) yang ditumpanginya ditabrak kapal besar tenggelam pada Minggu dini hari, 23 September 2018.
Kapolres Kepulauan Meranti AKBP La Ode Proyek menyebut, pencarian masih dilakukan tim gabungan dari Basarnas, polisi, dan warga setempat. Pencarian belum membuahkan hasil hingga Senin 24 September 2018 pagi.
"Sementara, korban yang selamat sudah dibawa ke Puskesmas Alai kecamatan tersebut," kata La Ode di Pekanbaru, Senin siang.
La Ode menjelaskan, Supri sebelum kejadian sangat sedih karena harus berpisah dari rekan-rekannya yang bekerja di salah satu perusahaan di kecamatan itu. Karena ada rekan sekampung di Pulau Jawa diberhentikan perusahaan, Supri berniat mengantarkannya ke Selat Panjang.
Pemuda 20 tahun itu lalu naik kapal pompong bersama rekannya Pardi. Ada juga penumpang lainnya, Wirdati Ningsih, Hendra Wijaya, dan Sulastri. Mereka berangkat pada Sabtu malam, 22 September 2018.
"Setibanya di Selat Air Hitam, pompong ini ditabrak kapal besi hingga hancur. Kapal penabrak ini belum teridentifikasi, diduga langsung kabur," kata La Ode.
Sebelum hilang, Supri membantu rekannya terlebih dahulu mencebur ke laut. Dia juga menolong penumpang lainnya agar segera keluar dari pompong yang sudah rusak parah.
"Empat penumpang, selain Supri, berhasil selamat hingga sampai ke pantai di Desa Mekong," sebut La Ode.
Sementara Supri, tambah La Ode, tidak kelihatan oleh penumpang lainnya berenang ke pantai. Ia diduga terbawa arus serta kesulitan melihat karena malam itu sangat gelap.
"Korban selamat masih dirawat. Kalau sembuh nanti akan dimintai keterangan untuk mengetahui kapal yang menabrak," sebut La Ode.
Untuk mencari Supri, kepolisian sudah mengerahkan beberapa kapal dan perahu karet. Beberapa bibir pantai yang berdekatan dengan lokasi kecelakaan kapal juga diperiksa.
Saksikan video pilihan berikut ini:
No comments:
Post a Comment