Liputan6.com, New York - Harga emas menguat sehingga dorong kenaikan minggu pertama didorong dolar Amerika Serikat (AS) yang tertekan.
Hal itu dipicu pidato pimpinan the Federal Reserve atau bank sentral AS Jerome Powell.Dolar AS yang melemah tajam memberikan dukungan untuk harga emas dalam denominasi dolar.
Powell menuturkan, kenaikan suku bunga tetap dilakukan dan tidak ada risiko ekonomi yang terlalu panas. Ia pun siap melakukan apa yang diperlukan jika inflasi tidak naik dan melemah atau krisis yang akan kembali mengancam.
"Dolar AS memberi dan mengambil seiring mundurnya indeks dolar AS, emas melonjak," ujar Michael Armbruster, Managing Partner Altavest, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Sabtu (25/8/2018).
Harga emas untuk pengiriman Desember bertambah USD 19,30 atau 1,6 persen menjadi USD 1.213,30 per ounce. Kenaikan pada Jumat waktu setempat terbesar sejak Maret. Selama sepekan, harga emas sudah naik 2,5 persen.
Harga emas melonjak seiring indeks dolar AS melemah 0,5 persen. Indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya turun satu persen dalam sepekan.
Akan tetapi, indeks dolar AS masih naik 0,7 persen sepanjang Agustus 2018 seiring kenaikan suku bunga meningkatkan biaya peluang memegas emas.
"Menjelaskan kelemahan dolar AS adalah sulit karena kemungkinan kenaikan suku bunga pada Desember telah benar-benar sedikit meningkat usai pidato Powell di Jackson Hole. Ketegangan perdagangan juga belum mereda," ujar Armbruster.
Namun, ia menilai dolar AS tertekan didorong berita utama negatif terkait Presiden AS Donald Trump.
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3627706/dolar-as-lesu-picu-harga-emas-perkasa
No comments:
Post a Comment